 |
Jiah..... bareng Ayu Finalis dari Lombok |
 |
Peserta di ball room |
 |
Kompetisi Ilmiah Lipi 2013 |
 |
Serasa mahasiswa lagi bareng Finalis PPRI dari UGM (emang masih muda koq) |
 |
Piala berderet bikin ngiler |
 |
Pemenang tingkat LKIG bersama Bapak Lukmanul Hakim ketua LIPI |
Rabu,
13 November 2013 pukul 15.00 WIB kaki ini menginjakkan ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, setelah
perjalanan macet hampir 2 jam dan hujan deras. Masih dianggap mahasiswa ketika
registrasi karena memmang peserta termuda untuk kategori Lomba Kreativitas
Ilmiah Guru (LKIG) karena memang sering ngumpulnya
dengan finalis PPRI (Pemilihan Peneliti
Remaja Indonesia). Cukup berkeringat menyiapkan stand pameran dengan
properti paling sederhana. Cukup dengan bendera merah putih saja.
Kondisi
yang kurang fit sudah membuat pesimis saat pembukaan forum. 400 peserta tingkat
LKIG terverifikasi 235 dan dipilih 5 finalis tiap jenjang pendidikan untuk
Presentasi di LIPI. Presentasi urutan ke 3. Sembari ngobrol dengan finalis dari Lombok, Jawa Timur, Kebumen dan
Purwokerto. Hal yang cukup membesarkan hati, menjadi finalis termuda semoga
banyak pengalaman walau tak juara. Kaki ini tenang melangkah ke ruangan karena
presentasi tertutup. Bismillah, mulai
presentasi sederhana. Menatap dewan juri yang ternyata sangat santun. Menutup
presentasi dengan wise word dengan
mengutip “Salam Super Perubahan” cukup membuat melek juri.
Unik,
ketika 3 dewan juri bertanya. Mulai dari pengembangan model pembelajaran outbound, kesadaran hak dan kewajiban
untuk anak. Namun, pertanyaan yang terlontar seputar SD Juara sendiri. “benar
sekolah gratis? Dari mana dananya? Kondisi siswa-siswa disana? Anda senang
dengan kondisi itu? Bahkan ada pertanyaan sangat private yang layak ditanyakan saat wawancara pekerjaan. Cukup senang
dengan pertanyaan dan antusias juri. Pertanyaan bukan laiknya juri menjatuhkan
seperti yang dikatakan rekan finalis lainnya, justru seperti saya mengenalkan
suatu wacana perubahan dan menjawab keingintahuan juri. Mungkin karena memutar
video sederhana tentang pembelajaran
yang saya lakukan, sehingga memberi sedikit visualisasi. Ketika juri hendak
menutup forum, ada suatu amanah besar yang disampaikan “cukup bagus presentasinya,
sudah lantang dan semoga mbak ranti mendapat hal terbaik dari cita-cita mulianya”.
Di
sela-sela tentative acara di LIPI finalis dapat kembali ke stand pameran. Ada
hal yang menggugah ketika melihat stand finalis NYIA, PPRI dan LKIR. Ada siswa
SD yang menjadi finalis. Sangat inspiratif dapat masuk forum ini. Akhirnya
ketika saya menge-play video
pembelajaran dengan soundtrack SD
Juara, dan video album senandung pesan nabi ada hal yang mengharukan.
Bapak-bapak mendekat dan mengunjung stand
sederhana SD Juara Yogya. Tepat saat lagu Pesan Nabi yang dinyanyikan mas Fatih
siswa kelas VI tahun 2012/2013 yang lyriknya diciptakan oleh Bunda Budi, Kepala
SD Juara Yogya, tiba-tiba beliau ber-statement
“merinding saya mendengarnya.......(suara
agak tergetar). Tahan air matanya Pak...”sembari
menyeka sudut mata berkata kepada temannya dan meninggalkan stand.
Finalis
perwakilan SD Juara tidak menargetkan menjadi pemenang pertama, tapi hanya
berazzam menampilkan yang terbaik setelah banyak nasehat besar dari Kepala
Sekolah, bahwa gerbong yang dibawa ke LIPI tidak hanya nama pribadi tapi ummat. Bahkan sudah menebak-nebak pasti
bu Lia finalis dari SD Al Irsyad Purwokerto yang menang, karena alat peraganya
bagus bahkan standnya paling ramai dikunjungi siswa SD dan memang menarik. Ledekan
yang dilontarkan finalis lain, SD J-U-A-R-A berarti pasti apapun hasilnya ya
tetap juara kan namanya sudah Juara. Atau “ah, njenengan belum cukup umur, tapi biasanya yang muda-muda ini”.