Minggu, 23 Maret 2014

Jejak LKIG 21 ea.....


Jiah..... bareng Ayu Finalis dari Lombok


Peserta di ball room

Kompetisi Ilmiah Lipi 2013

Serasa mahasiswa lagi bareng Finalis PPRI dari UGM (emang masih muda koq)


Piala berderet bikin ngiler

 Pemenang tingkat LKIG bersama Bapak Lukmanul Hakim ketua LIPI
 Rabu, 13 November 2013 pukul 15.00 WIB kaki ini menginjakkan ke Lembaga Ilmu  Pengetahuan Indonesia (LIPI)  Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, setelah perjalanan macet hampir 2 jam dan hujan deras. Masih dianggap mahasiswa ketika registrasi karena memmang peserta termuda untuk kategori Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) karena memang sering ngumpulnya dengan finalis PPRI (Pemilihan Peneliti  Remaja Indonesia). Cukup berkeringat menyiapkan stand pameran dengan properti paling sederhana. Cukup dengan bendera merah putih saja.
Kondisi yang kurang fit sudah membuat pesimis saat pembukaan forum. 400 peserta tingkat LKIG terverifikasi 235 dan dipilih 5 finalis tiap jenjang pendidikan untuk Presentasi di LIPI. Presentasi urutan ke 3. Sembari ngobrol dengan finalis dari Lombok, Jawa Timur, Kebumen dan Purwokerto. Hal yang cukup membesarkan hati, menjadi finalis termuda semoga banyak pengalaman walau tak juara. Kaki ini tenang melangkah ke ruangan karena presentasi tertutup. Bismillah, mulai presentasi sederhana. Menatap dewan juri yang ternyata sangat santun. Menutup presentasi dengan wise word dengan mengutip “Salam Super Perubahan” cukup membuat melek juri.
Unik, ketika 3 dewan juri bertanya. Mulai dari pengembangan model pembelajaran outbound, kesadaran hak dan kewajiban untuk anak. Namun, pertanyaan yang terlontar seputar SD Juara sendiri. “benar sekolah gratis? Dari mana dananya? Kondisi siswa-siswa disana? Anda senang dengan kondisi itu? Bahkan ada pertanyaan sangat private yang layak ditanyakan saat wawancara pekerjaan. Cukup senang dengan pertanyaan dan antusias juri. Pertanyaan bukan laiknya juri menjatuhkan seperti yang dikatakan rekan finalis lainnya, justru seperti saya mengenalkan suatu wacana perubahan dan menjawab keingintahuan juri. Mungkin karena memutar video sederhana tentang pembelajaran yang saya lakukan, sehingga memberi sedikit visualisasi. Ketika juri hendak menutup forum, ada suatu amanah besar yang disampaikan “cukup bagus presentasinya, sudah lantang dan semoga mbak ranti mendapat hal terbaik dari cita-cita mulianya”.
Di sela-sela tentative acara di LIPI finalis dapat kembali ke stand pameran. Ada hal yang menggugah ketika melihat stand finalis NYIA, PPRI dan LKIR. Ada siswa SD yang menjadi finalis. Sangat inspiratif dapat masuk forum ini. Akhirnya ketika saya menge-play video pembelajaran dengan soundtrack SD Juara, dan video album senandung pesan nabi ada hal yang mengharukan. Bapak-bapak mendekat dan mengunjung stand sederhana SD Juara Yogya. Tepat saat lagu Pesan Nabi yang dinyanyikan mas Fatih siswa kelas VI tahun 2012/2013 yang lyriknya diciptakan oleh Bunda Budi, Kepala SD Juara Yogya, tiba-tiba beliau ber-statement merinding saya mendengarnya.......(suara agak tergetar). Tahan air matanya Pak...”sembari menyeka sudut mata berkata kepada temannya dan meninggalkan stand.
Finalis perwakilan SD Juara tidak menargetkan menjadi pemenang pertama, tapi hanya berazzam menampilkan yang terbaik setelah banyak nasehat besar dari Kepala Sekolah, bahwa gerbong yang dibawa ke LIPI tidak hanya nama pribadi tapi ummat. Bahkan sudah menebak-nebak pasti bu Lia finalis dari SD Al Irsyad Purwokerto yang menang, karena alat peraganya bagus bahkan standnya paling ramai dikunjungi siswa SD dan memang menarik. Ledekan yang dilontarkan finalis lain, SD J-U-A-R-A berarti pasti apapun hasilnya ya tetap juara kan namanya sudah Juara. Atau “ah, njenengan belum cukup umur, tapi biasanya yang muda-muda ini”.